Senin, 20 Juni 2016

Tate Qomaruddin | Bagaimana Islam Tanpa Politik?


Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat H. Tate Qomaruddin, Lc., mengisi masa resesnya dengan menggelar dialog bersama anak muda Kota Bandung pada Minggu (19/06) di Balai Kota Bandung, Jawa Barat. Dalam kesempatan itu, salah satu pertanyaan yang mengemuka adalah bagaimana Islam tanpa politik?

Pertanyaan tersebut, jawab Tate, sudah tidak tepat sejak awal. Pertanyaan itu berusaha memangkas kesempurnaan ajaran Islam.

“Islam itu agama yang lengkap. Ajarannya mencakup segala urusan, termasuk politik. Islam itu bersifat syamil, menyeluruh,” terangnya.

Lalu anggota legislatif (aleg) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dari daerah pemilihan (dapil) Kota Bandung dan Cimahi itu membandingkan kegiatan di bidang politik dengan bisnis dan kesenian. Ketiga bidang ini sama-sama bisa melahirkan kebaikan, juga bisa menimbulkan keburukan.

“Tergantung siapa yang menggunakannya. Bisnis juga acap disebut kotor. Jangankan politik dan bisnis, seni pun bisa menjadi kotor. Karena ada juga yang menganggap pornografi sebagai bagian dari seni,” jelasnya.

Tate, yang juga menjabat sebagai ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS Bidang Wilayah Dakwah Banten, Jakarta, dan Jawa Barat (Wilda Banjabar), lalu menceritakan asal-mula wacana pemisahan antara Islam dan politik di Indonesia. Wacana ini bertujuan melanggengkan kekuasaan para penjajah di Indonesia.

Umat Islam sejak dulu dikenal sebagai umat yang menentang penjajahan. Prinsipnya sama seperti pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa.  Para penjajah menganggap umat Islam sebagai ancaman. Maka umat Islam diupayakan supaya terpisah dari kegiatan politik. Salah satu caranya, yaitu dengan melabeli politik sebagai sesuatu yang kotor.

“Dahulu para penjajah menghendaki kegiatan politik ini steril dari umat Islam. Orang Islam dijauhkan dari kegiatan politik. Padahal, Islam ini agama yang lengkap, termasuk di dalamnya ada bab tentang politik dan menggunakan politik untuk melayani masyarakat,” pungkasnya. (DLS)

Sumber : http://jabar.pks.id/bagaimana-islam-tanpa-politik/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar